Rabu, 07 Agustus 2013

Sedekah: Bukan berkurang, Namun bertambah

Ramadan mestinya memberi sugesti kaum muslimin untuk lebih menumbuhkan sisi religiusitasnya. Salah satu manifestasinya ialah memperbanyak memberi atau sedekah.

 Sampai sekarang masih banyak kaum muslimin yang enggan bersedekah. Bagaimana Anda melihat fenomena tersebut?

   Begini, yang pasti pada dasarnya semua kembali pada keputusan pribadi. Hanya saja kita mengenal ada teori prospek. Dimana teori ini berorientasi pada keuntungan. Jika kaum muslimin sadar bahwa bersedekah itu memiliki orientasi keuntungan berupa pahala di dunia dan akhirat, maka logikanya mereka akan membiasakan sedekah dalam hidupnya. Terlebih di bulan Ramadan.
   Sebaliknya, jika merekantidak melihat prospeknya, keuntungan dari bersedekah, maka mereka akan berat mengeluarkan hartanya.

Apakah keengganan bersedekah itu merepresentasikan jiwa-jiwa yang 'sakit' ? Padahal janji ALLAH SWT kepada orang yang bersedekah telah jelas, pahala berlipat.

   Sebenarnya tidak juga. Sebab, soal sedekah berikut keuntungannya itu bisa ditelisik secara kognitif. Pikiran. Terlebih janji Allah swt pasti benar. Hanya saja, dalam diri manusia dihinggapi perasaaan serba kurang dan kurang. Artinya, untuk bersedekah mereka harus menunggu jika sudah punya ini dan itu. Kalau bertanya sudah sebanyak ini dan itu.
   Merasa selalu dalam kekurangan inilah yang menjadikan kita tidak segera berbuat kebaikan atau dalam bahasa latin, ada ketidaksyukuran dan keikhlasan dalam diri kita. Padahal jika kita yakin, harta yang kita sedekahkan itu tidaklah berkurang, melainkan akan bertambah. Fakta ini jika kita peka, akan bisa diukur dan dilihat. Ada bukti nyata.

  Lantas, gerakan apa yang bisa menggugah kesadaran kaum muslimin untuk ringan dan ikhlas bersedekah?

   Gerakan yang dimotori seperti Yusuf Mansyur itu bagus. Hanya saja, sebenarnya cukup dengan keyakinan kepada Allah swt.
 


(Drs. M. As'ad, SU. Dosen Fak.Psikologi UGM)

6 Makanan yang Memutihkan Gigi



Semua pasti ingin memiliki gigi putih cemerlang, namun tak semua punya uang untuk memutihkan gigi di dokter atau dengan cairan pemutih gigi yang mengandung efek samping. Padahal gigi putih bersinar juga bisa didapatkan dengan mengonsumi lima makanan berikut ini.


1. Stroberi
Buah cantik ini memproduksi enzim malic acid yang membantu memutihkan gigi. Selain dengan langsung memakannya, stroberi bisa dimanfaatkan untuk memutihkan gigi dengan cara dihaluskan, digosokkan ke gigi, diamkan selama lima menit lalu bilas dan gosok gigi seperti biasa.

2. Buah-buahan dan sayuran yang renyah
Contoh terbaik adalah apel, seledri, dan wortel. Menggigit dan mengunyah buah dan sayuran seperti ini akan membantu membersihkan plak, "menggosok" gigi agar lebih putih bersinar, dan meningkatkan produksi air liur yang baik bagi kesehatan mulut.

3. Keju
Keju dan bahan olahan susu lainnya seperti yoghurt mengandung lactic acid yang berfungsi melindungi gigi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang mengonsumsi yoghurt empat kali seminggu lebih terlindung dari pembusukan gigi dibanding anak-anak yang tak minum yoghurt. Sedangkan untuk memutihkan gigi, keju adalah pilihan yang baik karena selain melindungi gigi dari kebusukan, keju juga mengandung kalsium dan fosfor yang berguna dalam pembentukan enamel gigi.

4. Jeruk dan nanas
Saat mengonsumsi jeruk, nanas, dan buah-buahan asam lainnya, mulut memproduksi air liur lebih banyak, yang membantu membersihkan gigi secara alami.

5. Baking soda
Sebuah penelitian tahun 2008 menemukan bahwa pasta gigi yang mengandung baking soda berfungsi lebih baik dalam membersihkan plak. Anda bisa saja menggunakan baking soda langsung untuk membersihkan gigi, namun para dokter menyarankan agar hal ini tak dilakukan terlalu sering karena bisa mengikis enamel gigi. Pilihan paling aman adalah menggunakan pasta gigi yang mengandung baking soda.

6. Permen karet yang mengandung xylitol
Xylitol adalah pemanis alami yang dapat mencegah plak. Xylitol juga menetralkan tingkat keasaman di dalam mulut dan meningkatkan produksi air liur untuk membersihkan gigi.

Selasa, 12 Juni 2012

Kusuka Dirimu



Engkau hadiri relung hati ini
kau sapa dengan kata manja
cinta sayang itulah sebutannya
tampak begitu mesra kau menyapa
butir rasa rasa yang membahana
rasa suka padamu
inikah arti jatuh cinta
bila benar, kuingin selamanya seperti ini
jujur kusuka terasa nyaman
biarkan jalan apa adanya
dan indah pada waktunya
Tuhan ini kasihmu
mukjizat indahMu

Selasa, 22 Mei 2012

Olahraga yang Bikin Bahagia

Apakah Anda merasa selalu uring-uringan setiap hari? Suasana hati kacau tanpa sebab? Bisa jadi, Anda kurang berolahraga.

Cukup mencoba beberapa olahraga berikut ini, Anda bisa menaikkan mood Anda dan membuat Anda merasa lebih bahagia. Seperti dilansir melalui iDiva, inilah olahraga yang bisa membuat kita bahagia. yuk, kita intip.

Berenang

Kapan terakhir Anda melompat ke kolam berenang? Berenang merupakan salah satu jenis olahraga sehat. Berenang juga bisa membakar sampai 300 kalori setiap jam. "Berenang membantu melonggarkan tubuh dan mengencangkan otot Anda. Olahraga ini amat baik bagi penderita Asma." kata Althea Shah, pelatih kebugaran di Gold Gym.

Menari

Bila Anda ingin olahraga yang sedikit berbeda, mungkin Anda bisa mencoba menari. Apapun jenis tarian merupakan cara efektif untuk bersenang-senang dan membuat perasaan Anda lebih baik. Menari tak hanya terbatas di klub, tapi Anda bisa melakukannya di tempat gym bahkan di rumah. Pilih musik dan tarian kesukaan Anda, pakai busana yang membuat Anda nyaman dan menarilah! "Anda bisa mempelajari suatu jenis tarian dan menggunakannya untuk berolahraga. Salsa merupakan tarian yang difavoritkan. Cari pasangan dan ciptakan keintiman sehingga menaikkan mood Anda," tambah Althea.

Olahraga Outdoor

Olahraga outdoor lebih bersifat petualangan yang memacu adrenalin dan sangat cocok untuk menghilangkan stres. Cobalah bungee jumping, parasailing, rafting, naik gunung, panjat tebing hingga surfing. "Olahraga ini memerlukan energi dan menggunakan otot. Aktivitas ini bekerja pada kaki, tangan dan perut sehingga tubuh menjadi bugar," tambahnya.

Jalan Kaki

Berjalan merupakan aktivitas yang diperlukan untuk menjernihkan pikiran dan membuat Anda rileks. Berjalan santai juga membantu menaikkan mood Anda. Cobalah berjalan sambil mendengarkan musik di iPod, biarkan pikiran Anda tenang dan hiruplah nafas dalam-dalam. Yuk, rutin lakukan jalan santai setiap pagi atau sore hari di taman kota atau kompleks sekitar rumah.

Skipping

Skipping atau lompat tali tak hanya bisa membuat Anda keringatan, tetapi juga membuat badan Anda bugar. "Mulai perlahan-lahan melompat minimal 100 kali dengan jeda diantaranya." Melompat tali secara rutin akan melepaskan hormon endorphin, sejenis hormon yang memberikan perasaan senang.

9 Kesalahan Merawat KULIT


Secara tak disadari, kebiasaan kita membuat keindahan kulit terus berkurang. Berikut ini sembilan kebiasaan yang harus dihindari:

1. Sembarangan memakai sabun muka
Walau sama-sama mengeluarkan busa, tapi sabun cuci muka dan sabun badan memiliki kandungan yang sangat berbeda. Memakai sabun badan di wajah Anda akan membuat kulit wajah kering dan kasar.

2. Kurang minum
Kurang minum tak hanya berpengaruh terhadap kesehatan secara keseluruhan. Secara kasat mata, seseorang yang dehidrasi juga dapat terllihat dari kulitnya. Kulit akan kusam dan kering, sehingga keindahannya hilang. Tak hanya itu, berbagai bakteri dan virus juga lebih mudah menyerang kulit yang kering. Jadi jangan sampai Anda kurang minum dan dehidrasi ya!

3. Tidak menggunakan tabir surya
Tabir surya adalah nutrisi wajib bagi kulit. Membiarkan kulit terkena sinar matahari tanpa perliundungan apapun akan membuat keindahannya berkurang. Selain terbakar dan munculnya vlek hitam, malas memakai tabir surya juga bisa mendatangkan kanker kulit.

4. Salah memakai pelembap
Selain tabir surya, pelembap juga nutrisi wajib bagi kulit. Namun salah memilih jenis pelembap hanya akan merusak kulit Anda. jadi pastikan pelembap yang Anda pilih sesuai dengan tipe kulit.

5. Tidak membasuh bagian belakang tubuh usai keramas
Saat membasuh rambut usai keramas, sisa pelembap rambut pada shampo akan turun melalui leher bagian belakang dan punggung. Jika Anda tak membilasnya dengan bersih, maka sisa pelembab tadi akan menutupi pori-pori kulit dan tak jarang menimbulkan jerawat. Jadi jangan lupa selalu membasuh bagian belakang tubuh usai keramas.

6. Mencuci muka terlebih dahulu ketimbang membasuh rambut

Seperti yang telah dijelaskan di atas, sisa-sisa kotoran rambut dan pelembap pada shampo akan melewati bagian leher, punggung juga wajah, dan menutup pori-pori tubuh di bagian tadi. Oleh karena itu, agar bersih dan tidak kerja dua kali, sebaiknya basuhlah rambut Anda hingga bersih, baru mencuci muka. Dengan ini, sisa-sika kotoran tak akan melekat di wajah Anda.

7. Kebiasaan memegang wajah
Memegang wajah dengan tangan yang kotor hanya akan membuat pori-pori wajah kotor. Jika wajah Anda sedang jerawatan, maka dapat dipastikan, kotoran di tangan malah akan membuat jerawat semakin meradang. Jadi berhentilah memegang wajah Anda dengan tangan yang kotor!

8. Malas membersihkan wajah sebelum tidur
Saat kita tidur, kulit tengah bekerja keras menyedot nutrisi termasuk yang ada di permukaannya. Jika kotoran di wajah tak Anda bersihkan, maka kotoran itu juga akan diserap oleh kulit. Alhasil kulit akan terlihat kusam dan tidak sehat.

9. Kurang tidur
Seperti penjelasan di atas, waktu tidur adalah waktu kulit untuk meregenerasi sel-selnya dan menyerap nutrisi. Jika waktu tidur Anda kurang, maka otomatis kurang juga waktu kulit untuk memperbaiki performanya.

5 Kebiasaaan Kesehatan yang TIDAK PERLU

Ghiboo.com - Banyak kebiasaan-kebiasaan yang dianggap baik dan dianjurkan oleh para dokter demi kesehatan kita. Foxnews (22/5) membocorkan beberapa kebiasaan kesehatan yang sebenarnya tidak terlalu dianggap perlu namun sudah menjadi pedoman kesehatan bagi banyak orang.
1. Ke dokter gigi dua kali setahun
Sebuah peninjauan terhadap 23 riset di tahun 2003 tidak menemukan bukti konklusif yang mendukung kebutuhan untuk pergi ke dokter gigi setiap 6 bulan. Jika gusi Anda dianggap cukup sehat, setahun sekali menemui dokter gigi dianggap cukup, ungkap James Bader, seorang profesor di sekolah kedokteran gigi University of North California.

Hanya saja, jangan tidak menemui dokter lebih dari setahun. Sebuah penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan American Heart Association tahun lalu menunjukkan bahwa gigi yang dibersihkan oleh dokter gigi profesional setahun sekali dapat menurunkan risiko serangan jantung sebesar 24 persen dan stroke hingga 13 persen.
2. Jangan makan setelah jam 8 malam
Kalori tidak mengenal jam. Tidak ada perbedaan makan jam 8 pagi atau jam 8 malam, ungkap Susan Bowerman, asisten direktur UCLA Center for Human Nutrition. Tidak makan di atas jam 8 justru akan mengganggu pola tidur. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa Anda wajib makan sebelum tidur jika Anda berolahraga pada malam hari atau Anda berusia lebih dari 60 tahun.
Protein dalam makanan menyediakan lebih banyak bahan bakar bagi tubuh untuk mensintesis otot. Hal ini juga membantu mengatasi dampak penuaan yang berkaitan dengan kehilangan otot.
3. Pergi ke laboratorium untuk scan setiap tahun
Menurut Dr Jonathan Goldin, scan terkadang memberikan rasa khawatir berlebihan sehingga menyebabkan kecemasan bagi seseorang. Scan dapat membantu mendeteksi kanker paru-paru dan kalsium koroner-arteri, namun scan ini hanya untuk orang-orang di atas 45 tahun yang memiliki faktor risiko, seperti merokok, tekanan darah cukup tinggi atau kolesterol cukup tinggi. Jika tidak ada, Anda tidak perlu melakukan scan.

4. Sikat gigi dua kali sehari
Plak membutuhkan 24 jam untuk mengeras. Sekali menyikat gigi dalam 24 jam lebih baik dari dua kali sehari. Tapi dengan syarat, menyikat giginya minimal dua menit. Dan melakukannya sebelum tidur. Air liur dapat memerangi plak dan produksinya akan menurun ketika Anda tidur. Tapi ini hanya mengenai plak. Nafas masih akan bau saat Anda terbangun di pagi hari. Segera menyikat atau menggunakan obat kumur setelah bangun tidur.
5. Menyikat gigi dengan bulu sikat keras lebih baik
Menyikat gigi dengan bulu sikat yang lembut sama baiknya dan membantu menurunkan risiko kerusakan gigi dan gusi, ungkap Philip Mendelovitz, seorang profesor kedokteran gigi di UCLA school of medicine.